Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. HORASSS !!!!! Alfatihah Teruntuk Raja Siantar XIV Sangnaualuh Damanik.
Mitrabhayangkarainobes.com/Siantar – Sangnaualuh Damanik adalah raja ke-14 Kerajaan Siantar. Beliau lahir pada tahun 1871 di Rumah Bolon (Istana) Raja Siantar di Jalan Pamatang, yang kini merupakan daerah Kelurahan Simalungun, Kecamatan Siantar Selatan, Kota Pematangsiantar.
Nama Sangnaualuh tak hanya dikenal di kalangan masyarakat Siantar dan Simalungun, namun kiprah bangsawan yang satu ini juga dikenal sampai Bengkalis, dan Riau.
Untuk mengetahui lebih dalam Sosok Raja Siantar ini, tim mitrabhayangkarainobes.com mencoba mendatangi Yayasan Kerajaan Sangnaualuh Damanik yang berada di Jalan Pematang, Kecamatan Siantar Selatan, kota Pematangsiantar. Disana tim disambut oleh Oppung Abdul Manaf Damanik dan Oppong Bakti Damanik yang merupakan generasi ke 16 dari Raja Sangnaualuh.
Kepada media, Opung Abdul Manaf Damanik menceritakan sejarah singkat tentang leluhur mereka yang berjuang menantang penjajahan Belanda untuk melepaskan rantai penjajahan Sampai beliau dibuang ke Bengkalis.
“Sangnaualuh Damanik adalah seorang Raja yang berjuang menantang penjajahan Belanda demi melepaskan rantai penjajahan. Selama lebih kurang 18 Tahun Raja Sangnaualuh melawan kekuasaan penjajahan Belanda. Banyak kebijakan Belanda yang ditentang oleh beliu. Sampai akhirnya beliau dibuang ke Bengkalis pada tahun 1906” ucap Oppung Abdul Manaf Damanik, Selasa (23/5/2023) sekira pukul 16:10 Wib.
Selama memimpin Kerajaan Siantar, lanjut Bakti Damanik. Raja Sangnaualuh sangat dicintai rakyatnya. Ia juga dikenal sebagai pelopor, penganut dan pelindung agama Islam, khususnya di Kerajaan Siantar. Di samping itu, Raja Sang Naualuh merupakan perintis pembangunan kota Pematangsiantar, jelasnya.
Raja Sangnaualuh wafat di Bengkalis pada 9 Februari 1913. Lokasi makamnya berada di tanah Wakaf Syech Budin Bin Senggaro yang beralamat di Jalan Bantan, Desa Senggaro, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
“Makam Raja Siantar di Bengkalis hingga saat ini terawat dengan baik. Bahkan, pada 2015 lalu, Pemerintah Kabupaten Simalungun telah merenovasi makam Beliau dengan bangunan yang bercirikhas Simalungun” Ujar A.M Damanik.
Opung Bakti Damanik menambahkan Saat ini makam Raja Siantar sering dikunjungi para peziarah dari berbagai Daerah.
“Sampai saat ini banyak peziarah yang datang ke makam Beliau, tak hanya dari Bengkalis, dari Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun juga banyak yang datang, bahkan turis mancanegara juga datang untuk berziarah” ucap Oppung Bakti Damanik.
Selain menceritakan riwayat singkat Sang Raja Siantar, para keturunan Raja Sangnaualuh ini menentang keras kebijakan Pemerintah Kota Pematangsiantar yang akan membangun patung Raja Sangnaualuh.
“Kami menentang keras atas rencana Pemerintah kota Siantar untuk membangun kembali patung Raja Sangnaualuh Damanik di Lapangan Adam Malik atau pun disebut lapangan Simarihat. Kami menginginkan Pemerintah membangun sebuah Mesjid Raja Sangnaualuh, bukannya patung,” tegas Bakti Damanik.
Opung A.M Damanik mengingatkan Pemerintah Kota Pematangsiantar agar bisa menghargai perjuangan Raja Sangnaualuh Damanik dalam mempertahankan kemerdekaan dan merebut kota Pematangsiantar dari tangan Hindia Belanda.
“Kami akan berjuang sampai titik darah penghabisan, agar pembangunan Mesjid Raja Sangnaualuh Damanik bisa dibangun. Saya ingatkan, dalam hal ini jangan sampai ada faktor kepentingan dan intrik politik didalamnya. Jika hal itu sampai terjadi, pasti berhadapan dengan kami, dan kami tidak gentar terhadap siapapun yang menghalangi niat baik ini” ucap Opung A.M Damanik mengakhiri. (Richie).
Discussion about this post