Mitra Bhayangkara Inobes.com — Simalungun:
Perihal di beritakan media online tentang pasien RS Balimbingan yang merasa tidak di layani sebagaimana mestinya saat melakukan cek up (konsul) di bagian farmasi,akhirnya Ibu kepada farmasi beserta dua bawahannya mendatangi rumah Pak Jumingin dengan menggunakan mobil ambulans ,Kamis (20/06/2024).
Sementara Jumingin merupakan pasien yang sebelumnya berobat rawat inap di RS tersebut dan beliau mantan karyawan perkebunan PTPN IV unit Balimbingan yang kini sudah pensiun dan beralamat di Huta VII Jawa Dolok, Nagori Tangga Batu kec. Hatonduhan Kab.Simalungun, Sumatera Utara.
Atas kedatangan mobil ambulans RS Balimbingan itu pun sudah di ketahui kru media, selagi mobil ambulans yang terparkir di depan rumah Pak Jumingin,dan karena ada salah satu cucu dari jumingin meminta kru media masuk, akhirnya kru media pun ikut menyaksikan perbincangan mereka.
Atas kedatangan pihak RS Balimbingan tersebut, Sundari cucu dari pasien/Jumingin pun ingat bahwa yang datang itu salah satunya ibu yang bertemu di bagian farmasi di saat mengambil obat untuk kakeknya, dan Sundari pun menerangkan kronologi di saat mengantarkan kakeknya cek up.
“Kan ibu yang sebelumnya menjanjikan ke kami pada saat cek up hari rabu lalu,trus ibu yang suruh saya kembali lagi besoknya,dan setelah besoknya saya kembali jumpai ibu,ibu bilang lagi bahwa obat tersebut belum juga tersedia , ya tentunya kami kecewa,” Cetusnya sambil menatap ibu kepala farmasi.
Sementara kakek saya masih merasakan sakit di bagian kakinya yang luka, dan tidak mau lagi mengkonsumsi obat kapsul clindamycin 150mg karena sebelumnya tertulis di resep dokter clindamycin dosis 300mg dan satu jenis lagi obatnya belum datang kata ibu di hari kamisnya,makanya Rabu semalem kami gak datang untuk cek up yang ke dua kalinya,” Jelasnya di depan ibu kepala farmasi.
Setelah mendengarkan apa yang di keluhkan keluarga Pak Jumingin, ibu kepala farmasi RS Balimbingan pun mengingat ngingat dan meminta maaf kepada semua keluarga Pak Jumingin yang berada di ruang tamu tersebut.
Seingat saya, obat ini kemarin saya kasihkan ke seorang pria besar berambut keriting bu, apa saya yang lupa ya?
Dan sebenarnya obat clindamycin dosis 300 mg yang tertulis, tapi karena persediaan dosis 300mg gak ada saya kasihkan yang dosis 150mg, tetapi di minum langsung 2 kapsul agar dosisnya sesuai dengan resepnya, cuma saya akui bila jenis obat yang lainnya itu memang di RS Balimbingan tidak tersedia itu bu,” Ucap ibu kepala farmasi.
Ya karena ini kelalaian dari pihak kami, di sini kami meminta maaf dan sekalian kami mengantar obat yang sebelumnya tidak tersedia di RS Balimbingan, inipun saya dapatkan saat kami rapat di Medan. Dan saya pun masih bingung ini, karena pimpinan pusat akan datang membahas permasalahan ini karena sudah viral di media,” ujar ibu kepala farmasi.
Selanjutnya Faisal (tenaga farmasi) meminta agar pemberitaan masalah ini jangan di lanjutkan, karena pemberitaan sebelumnya sudah sampai pimpinan pusat Medan.
Benar yang di sampaikan ibu kepala farmasi, bahwa hari senin besok kami di rapatkan oleh pimpinan pusat, ya di sini kami meminta maaf kepada Pak Jumingin dan keluarganya, atas kedatangan kami ini, selain melihat keadaan Pak Jumingin sekalian menggantikan perban pembalut luka di kaki Pak Jumingin, dan atas kekurangan nyamannya atas pelayanan , kami semua meminta maaf,”sebut Faisal sambil bersalaman pamit pulang dari kediaman Pak Jumingin.
Menanggapi hal tersebut Ketua LSM LP4 (lembaga pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik),Bapak Pahala Sihombing saat dimintai keterangannya, beliau menyayangkan kejadian peristiwa tersebut, dan menurut beliau tidak cukup hanya meminta maaf, aturan yang tidak sesuai SOP harus di tindaklanjuti sesuai peraturan yang berlaku di RS Balimbingan tersebut.
Jelas jika kronologi kejadiannya seperti itu, seharusnya pimpinan RS Balimbingan bisa tegas memberikan sanksi kepada Kepala farmasi dan anggotanya yang terlibat, tidak cukup hanya meminta maaf kepada keluarga pasien sebelumnya, karena ini menyangkut nama baik RS Balimbingan itu sendiri.
Dan saya pikir ini tidak cukup dibahas di internal pimpinan perusahaan yang membidangi kesehatan tetapi sudah sepatutnya disampaikan kepada menteri kesehatan republik Indonesia ,boleh kita bayangkan orang yang sudah tua dan pensiun dari perusahaan tempat ia pensiunan dari PTPN 4 kebun unit Balimbingan,setelah pensiun apakah beliau itu tidak layak agar selalu sehat hingga ajal menjemputnya.. hargailah mereka jangan membuat kebijakan kebijakan konyol sehingga merugikan pasien yang datang berobat ke rumah sakit perkebunan ini..dan saya selaku ketua LP 4 akan menyurati menteri kesehatan RI di Jakarta dan saya juga menyakini masih banyak kasus kasus lainnya seperti kasus pasien yang mengunakan BPJS tidak sesuai dengan SOP. (R.Sirait)