Mitra bhayangkara inobes.com–Simalungun:
komposisi pembuatan rabat beton harus diatur secara presisi dengan perbandingan bahan 1 : 2 : 3, bahan semen 1, bahan pasir 2, bahan kerikil 3. Lalu dicampur dengan air sebanyak 0,5 porsi.
yang sering dipakai dalam pembuatan pondasi adalah rabat beton atau yang dikenal dengan istilah lean concrete.
Sesuai dengan informasi dari warga setempat senin(19/05/25).bahwa pembangunan infrastruktur Rabat Beton yang berada di Huta II Andarasi Nagori Parbalogan kecamatan Tanah Jawa kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara diduga tidak normal Porsi pengadukan semen dengan material.
“Pak, lihatlah pembangunan rabat beton di huta II Andarasi itu.sepertinya pengadukan material dan semen agak lain Pak?? Masa di sekop langsung ke molen??? Apa biar banyak untung nya!!!apa nggak dipikirkan ketahanan bangunan??” Ungkap narasumber ke awak media.
“Jangan beralasan membangun jika tujuannya hanya untuk ambil untung besar kan Pak, karena jika dari bahan materialnya di sunat, tentu kualitasnya tidak sesuai yang kami harapkan dan tidak bertahan lama” Ujarnya sambil beranjak pergi dari lokasi pengerjaan.
Awak media langsung menindak lanjuti terkait informasi warga setempat yang tidak mau dipublikasikan namanya, bahwasanya pembangunan rabat beton tersebut sedang dalam pengerjaan.temuan awak media adalah perihal yang di pertanyakan secara pengadukan semen dan material yang diaduk menggunakan molen yang tidak beraturan porsi tersebut.
Dengan di plank tertuang anggaran Dana Desa 2025 untuk pengerjaan Rabat Beton senilai biaya fisik Rp 207.741.900 dengan volume 194×3,5×0,15m.
Awak media mencoba konfirmasi via pesan whatsapp dan mengirimkan video terkait pengerjaan rabat beton di huta II Andarasi yang sedang dalam pengerjaan pengadukan material pasir, semen dan kerikil diduga yang tidak beraturan itu selaku Kepala Desa sekaligus Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Dana Desa Muhammad Nasir belum memberi tanggapan.(Tim)








